cari

Sabtu, 12 November 2011

SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN



Proses sosialisasi itu betul – betul merupakan suatu proses yang amat besar signifikasinya bagi kelangsungan keadaan tertib masyarakat. Artinya hanya lewat proses – proses sosialisasi itu sajalah norma – norma social yang menjadi determinan segala keadaan tertib social sampai dapat diwariskan dan diteruskan dari generasi ke generasi.
A.    Sosialisasi : Antara dua pihak
Sosialisasi adalah suatu proses yang diikuti secara aktif oleh ke dua belah pihak. Pihak pertama adalah pihak yang mensosialisasi dan pihak ke dua adalah pihak yang disosialisasi. Aktivitas melaksanakan sosialisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni :
1.      Person yang mempunyai wibawa dan kekuasaan atas individu – individu yang disosialisasi. Contoh ayah, ibu, guru, atasan, dan lain – lain.
2.      Person – person yang mempunyai kedudukan sederajat dengan individu – individu yang tengah disosialisasi. Contoh : saudara sebaya, kawan sepermainan, kawan sekelas, dan lain – lain.
B.     Proses Internalisasi
Proses internalisasi adalah sebuah proses yang dikerjakan oleh pihak yang tengah menerima proses sosialisasi. Proses ini bukanlah proses yang pasif, melainkan merupakan rangkain aktivitas psikologik yang aktif juga sifatnya. Kemampuan untuk mengerjakan internalisasi sesungguhnya telah terjadi pada anak manusia disaat dia dilahirkan. Itulah sebabnya, maka proses sosialisasi selalu dimulai sejak anak – anak.
C.     Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian


Apakah kepribadian itu? Adapun yang dimaksud dengan kepribadian dalam rangka studi ini adalah kecerendungan untuk melakukan tingkah pekerti social tertentu, baik yang bersifat tertutup maupun terbuka. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepribadian tidak lain adalah integrasi dari keseluruhan kecerendungan – kecerendungan orang untuk berperasaan, berkehendak, berpfikir, bersikap dan berbuat menurut pola tingkah pekerti tertentu. Dalam rangka studi kepribadian, proses sosialisasi yang relevan, bagi pembentukan kepribadian, dibedakan menjadi dua, yakni :
a.       Proses sosialisasi yang dikerjakan ( tanpa sengaja ) lewat proses interaksi social.
Terjadi apabila seorang individu menyaksikan apa – apa yang ditingkah pekertikan orang – orang disekitarnya di dalam interaksi – interaksi mereka dengan dirinya, kemudian si individu menginternalisasikan pola – pola interaksi itu kedalam mentalnya.
b.      Proses sosialisasi yang dikerjakan ( secara sengaja ) lewat proses pendidikan dalam pengajaran
Terjadi apabila seorang individu mengikuti pengajaran – pengajaran dan pendidikan yang dilakukan dengan sengaja oleh seorang pendidik yang mewakili masyarakat, dengan tujuan agar norma – norma serta nilai – nilai cultural lainnya dapat dipahami oleh individu, dan dapat tertanam dengan baik di dalam batinnya.
D.    Organisasi Kepribadian
Kepribadian seseorang hanya berkembang apabila ada pengayaan organisasi kepribadian lewat proses – proses sosialisasi dan internalisasi norma – norma dan proses – proses ini ternyata hanya dapat berlangsung dengan baik apabila bertolak pangkal dari karakter terstruktrur yang telah terbentuk pada awal permulaan proses.
E.     Aneka Ragam Kepribadian Kelompok Sosial

Keragaman kepribadian antara para warga kelompok akan nyata dalam kelompok modern karena masyarakat modern bersifat heterogen, seperti kultur pada masyarakat banyak mengandung norma – norma alternative dan norma – norma khusus daripada mengandung norma – norma universal.
Sedangkan pada masyarakat primitive, yang dikatakan relative homogen sebenarnya jumlah spesialisasi di dalam masyarakat, yang menimbulkan isi materi sosialisasi yang berbeda – beda, dan akhirnya menambah ragam kepribadian yang berbeda pula.
F.      Media Sosialisasi
Media sosialisasi merupakan temapat dimana sosialisasi itu terjadi. Media sosialisasi yang utama adalah
a.       Keluarga
Anak yang baru lahir mengalami proses sosialisasi yang paling pertama adalah di dalam keluarga. Keliarga merupakan institusi yang paling penting pengaruhnya terhadap proses sosialisasi manusia.
Segi penting dari proses sosialisasi dalam keluarga adalah bagaimana orangtua dapat memberikan motivasi kepada anak agar mau mempelajari pola perilaku yang diajarkan kepadanya. Proses sosialisasi dalam keluarga dapat dilakukan secara formal maupun informal. Proses social seccara formal dikerjakan melalui proses pendidikan dan pengajaran. Sedangkan proses social informal dikerjakan lewat proses interaksi yang dilakukan secara tidak sengaja.
Hubungan antara orang tua dan anak juga akan menentuka proses sosialisasi serta perkembangan kepribadiannya, dapat dibedakan menjadi tiga pola, yaitu :
1.      Pola menerima – menolak. Pola ini didasarkan atas saraf kemesraan orangtua terhadap anak.

2.      Pola memiliki – melepaskan. Pola ini bergerak dari sikap protektif orang tua terhadap anak. Pola ini bergerak dari sikap orangtua yang over protective dan memiliki anak sampai kepada sikap mengabaikan anak sama sekali
3.      Pola demokrasi – otokrasi. Pola ini didasarkan atas taraf partisipasi anak dalam menentukan kegiatan – kegiatan dalam keluarga. Pola otokrasi bearti orang tua bertindak sebagai dictator terhadap anak, sedangkan dalam pola demokrasi, sampai batas – batas tertentu, anak dapat berpartisipasi dalam keputusan – keputusan keluarga.
Keluarga yang bersuasana demokratis, anak akan berkembang lebih luwes dan dapat menerima kekuasaan secara rasional. Sebaliknya dalam keluarga otokrasi memandang kekuasaan sebagai sesuatu yang harus diikuti sehingga anak akan tunduk secara membabi buta atau bahkan mempunyai sikap yang menentang.
Anak yang dibesarkan dalam pola menolak, maka akan bersikap menentang kekuasaan. Penelitian – penelitian menunjukan bahwa anak – anak nakal kebanyakan berasal dari keluarrga yang menganut pola menolak karena mereka selalu curiga terhadap orang lain dan suka  menentang kekuasaan. Anak sudah tidak takut lagi akan hukuman karena sudah terlalu banyak mendapatkan hukuman yang dijatuhkan oleh orangtuanya.
b.      Kelompok Bermain
Kelompok bermain merupakan agen sosialisasi yang pengaruhnya sangat besar dalam membentuk pola – pola perilaku seseorang. Didalam kelompok bermain, anak mempelajari berbagai kemampuan baru yang acapkali berbeda dengan apa yang mereka pelajari dari keluarganya.
Di dalam kelompok bermain individu mempelajari norma nilai, cultural, peran, dan semua persyaratan lainnya yang dibutuhkan  individu untuk memungkinkan  

partisipasinya yang efektif di dalam kelompok permainannya. Singkatnya, kelompok bermain iktu menentukan dalam pembentukan sika untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku kelompoknya.
c.       Sekolah
Sekolah merupakan media sosialisasi yang lebih luas daripada keluarga. Sekolah mempunyai potensi yang pengaruhnya cukup besar dalam pembentukan sikap dan perilaku seorang anak, serta mempersiapkannya untuk penguasaan peranan – peranan barunya dikemudian hari, dikala anak atau orang tidak lagi menggantungkan hidupnya pada orangtua atau keluarganya.
Disekolah anak dituntut untuk dapat bersikap mandiri dan senantiasa memperoleh perlakuan yang tidak berbeda dari teman – temannya. Disekolah reward akan diberikan kepada anak yang terbukti mampu bersaing dan menunjukan prestasi akademi yang baik. Disekolah anak juga banyak belajar bahwa untuk mencapai prestasi yang baik, yang diperlukan adalah kerja keras.
d.      Lingkungan kerja
Pada umumnya, individu yang masuk lingkungan kerja, sudah memasuki masa hamper dewasa bahkan sebagian besar adalah mereka sudah dewasa, maka system nilai dan norma lebih jelas dan tegas. Di dalam lingkungan kerja inilah individu saling berinteraksi dan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang berlaku di dalamnya.
e.       Media Massa
Dalam kehidupan masyarakat modern, komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting terutama untuk  menerima dan menyampaikan informasi dari satu pihak ke pihak lain. Akibat pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam waktu yang sangat singkat, informasi – informasi tentang peristiwa – peristiwa, pesan, pendapat, berita,

ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya dengan mudah diterima oleh masyarakat, sehingga media massa misalnya surat kabar, televise, film, radio, majalah, dan lainnya mempunyai peranan penting dalam proses transformasi nilai – nilai dan norma – norma baru kepada masrakat.
Media massa merupakan media sosialisasi yang kuat dalam membentuk keyakinan – keyakinan baru atau mempertahankan keyakinan yang ada. Iklan – iklan yang ditayangkan media massa, misalnya, disinyalir telah menyebabkan terjadinya perubahan pola konsumsi, bahkan gaya hidup warga masyarakat.
Tayangan adegan kekerasan dan adegan – adegan yang menjurus kea rah pornografi, ditengarai juga telah banyak berperan menyulut perilaku agresif remaja, dan mennyebabkan terjadinya pergeseran moral pergaulan, serta meningkatkan terjadinya berbagai pelanggaran norma – norma susila.

Tidak ada komentar:

TransLator

Kamus Indonesia-Korea

Korean Keyboard