cari

Sabtu, 12 November 2011

Scene Plot

Ni salah satu Contoh Scene Plot yang uda aq buat dengan susah payah.... #Plak ;D


SERIAL REMAJA
Genre : Brothership
“ Semangat Adikku Tersayang “

            Rasya dan Raka merupakan kakak adik. Rasya saat ini kuliah di salah satu Universitas sedangkan Raka, adiknya sudah lama keluar dari sekolah karena Raka mengidap penyakit mematikan yang dideritanya, penyakit yang mematikan yang menyerang syaraf, yang akan menyebabkan kelumpuhan.
Fade In :
01.  EXT. KAMAR
Pemain : Rasya dan Raka
Sang kakak datang ke kamar Raka, duduk disampingnya sambil mengelus-elus rambutnya. Raka yang tertidur di kasurnya, mendadak bangun dan membuka mata dan langsung menatap kakak tersayangnya dengan senyuman meskipun ia tidak seperti penampilan luarnya.
Rasya mulai melakukan obrolan dengan Raka. Tampak si Rasya mengeluarkan mimik yang serius sehingga ssuasana mulai sedikit berubah.
Rasya mengatakan pada Raka, bahwa besok teman kuliahnya akan dating, dan Rasya meminta kepada Raka untuk tidak keluar kamar pada saat itu. Raka Nampak keberatan namun Rasya mengutarakan alasannya, dan itu membuat Raka menyetujui keputusan kakaknya.
INSERT
Teman Rasya datang kerumah. Sebentar saja mereka beristirahat, lalu mereka mulai mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh dosen kampusnya tadi.
CUT TO
Pemain : Raka
02.  EXT. KAMAR
Raka gelisah dikamar. Raka haus, tetapi, dia mengingat perkataan kakaknya untuk tidak boleh keluar kamar. Namun setelah dipikir-pikir sendiri, ia tidak masalah untuk keluar kamar karena sasarannya adalah dapur. Tidak mungkin teman kakaknya akan berada di dapur. Begitulah pikir Raka. Segerelah si Raka keluar dengan langkah yang terpincang – pincang menahan sakit.
FADE OUT
ACT DUA
FADE IN
03.  INT. DAPUR RUMAH
Pemain : Raka
Raka sudah berada di depan galon air. Disaat Raka hendak memegang gelas itu, ntah kenapa gelas kaca itu terjatuh, dan mengelurkan bunyi yang membuat semua menoleh ke arah sumber suara.
CUT TO
04.  INT. RUANG TAMU
Pemain : Rasya, Raka, Ryan, Figuran
Rasya mulai panik. Dia berusaha mengalihkan perhatian maupun pandangan temannya tapi terlambat. Temannya ada yang beranjak dan mulai berjalan ke arah dapur.
CUT TO
05.  INT. DAPUR
Pemain : Ryan, Raka
Ryan melihat Raka dengan tatapan aneh. Si Ryan perlahan – lahan mendekati Raka, dan mulai mengeluarkan kata – kata hinaan yang membuat Raka terpaku diam. Raka  hanya bisa menangis saat teman kakaknya mengejeknya.
CUT TO
06.  INT. RUANG TAMU.DAPUR
Pemain : Rasya, Raka, Ryan
Melihat temannya berjalan ke  arah dapur, ia semakin tidak tenang. Ia pun dari luar berusaha terlihat biasa tetapi ia tidak tahan saat si Ryan mulai mengeluarkan suara. Ia pun segera beranjak dari tempat duduknya.
Rasya menghampiri Ryan dan Raka. Rasya berkata cukup keras sehingga membuat Raka shock mendengarnya. Dirasa puas si Ryan tersenyum sinis kepada Raka lalu berbalik ke arah ruang tamu.
Rasya dan Raka berada dalam Suasana yang sunyi. Tidak ada percakpan sesaat. Lalu Raka menanyakan tentang sikap kakaknya tadi, namun kakaknya membalas dengan ucapan yang sedikit pelan, tetapi tetap emosi.
Perkataan kakaknya telah membuat Raka sedih, setelah itu kakaknya berlalu dari hadapannya dan berbalik ke arah ruang tamu.
CUT TO
07.  INT. KAMAR
Pemain : Raka
Raka terus menyesali sikap kakaknya kenapa berbicara seperti itu kepada dirinya. Pedih dihatinya membuat ia terus dan terus menangis. Raka pun memutuskan untuk pergi dari rumah dan tidak ingin membuat malu kakaknya lagi dihadapan teman – temannya. Raka lalu pun berjalan keluar kamar tanpa melewati ruang tamu sehingga kakaknya tidak akan menyadari kepergiannya.
INSERT
Teman – teman Rasya pada beranjak pulang karena tugas telah selesai dikerjakan bersama. Nampaknya Rasya mempunyai perasaan bersalah kepada adiknya, maka dari itu ia pun berinisiatif untuk meminta maaf. Rasya pun langsung berjalan ke arah kamar Raka.
CUT TO
08.  INT. KAMAR
Pemain : Rasya
Rasya memanggil-manggil Raka, dari luar kamarnya, tetapi tidak ada sahutan dari dalam. Rasya mulai paanik. Ia mulai memasuki kmar Raka yang tidak terkunci. Ia mencari adiknya, namun Raka pun tidak ada. Tanpa sengaja Rasya menemukan sepucuk surat yang ditaruh tidak jauh dari kasurnya. Rasya pun membacanya. Rasya pun menangis, menyesali sikapnya kepada adik tersyangnya.
INSERT
            Rasya pun segera keluar rumah mencari Raka. Rasya berfikir raka tidak akan cepat pergi dari kompleks perumahannya mengingat berjalan Raka sangatlah lambat karena penyakitnya. Tak henti-hentinya Rasya menangis mengutuk dirinya sendiri, kenapa mengatakan itu kepada Raka.
FADE OUT
ACT TIGA
FADE IN
CUT TO
09.  INT. JALAN
Raka tetap tak menghiraukan pendapat orang tentang dirinya. Orang memandang dia dengan tatapan aneh dan jijik, namun Raka tetap berjalan meski raut wajahnya pucat yang menandakan dia tak kuat lagi. Namun tekad dia tak mau menyerah. Dia berfikir dengan cara keluar rumah diam – diam lah, kakaknya tidak akan malu lagi dihina oleh temannya hanya untuk membela adiknya yang terkena penylkit mematikan ini.
Raka terus berjalan dan terus berjalan, kepala Raka pun pening. Dia melihat orang lain dengan samar – samar. Dia berjalan tergontai – gontai menahan rasa sakit dikepalanya yang menjadi – jadi. Berjalan dengaan seperti itu, tidak membuat nya menyadari bahwa ia tengah menyeberang jalan. Ia menyipitkan mata untuk memperjelas penglihatannya, Ketika ia sudah separuh jalan,klakson Bus meraung – raung namun apa daya Raka pun terlempar jauh dan membentur aspal jalan.
Ditengah ketidaksadarannya, Raka pun terus mengucapkan dan memanggil kakak kesayangannya. Petugas polisi pun berdatangan dan kemudian membawa Raka ke rumah sakit terdekat.
INSERT
Rasya terus mencari adiknya namun tak berhasil. Dia tak henti-hentinya bertanya kepada orang yang lewat, tapi hasil yng didapat sangat mengecewakan. Disaat ia tengah berputus asa, dia pun kembali ke rumah berharap datangnya keajaiban, bahwa adiknya telah kembli kerumah.
CUT TO
10.  INT. RUMAH. TERAS RUMAH
Pemain : Rasya, 2 petugas kepolisian
Keadan rumah tetap kosong. Rasya mulai menangis. Dia mulai mengkhawatirkan keadan adiknya, apakah diluar sana adiknya baik – baik saja mengingat keadannya yang semakin parah.
Di tengah dia berputus asa. Tiba-tiba ada suara seseorang yang sudah berada di depan rumahnya. Rasya  pun segera menghampirinya.
Ia pun membuka pintu rumahnya. Rasya terrpekik kaget karena yang datang adalah petugas kepolisian. Namun, rasya lebih terkejut ketika petugas kepolisian itu memberitahu bahwa adiknya Raka, telah mengalami kecelakaan dan telah dibawa ke rumah sakit.
Tanpa pikir panjang ia,langsung menuju rumah sakit yang sudah dikatakan oleh petugas polisi. Daalm perjalanan ia terus menangis. Ia mengaku bodoh telah melakkukan itu kepada adiknya yang umurnya tidak lama lagi. Ingin rasanya ia memeluk adiknya itu  sambil meminta maf.
FADE OUT
ACT EMPAT
FADE IN
CUT TO
            INT. RUMAH SAKIT. RUANG PERAWATAN.
Pemain : Rasya, Raka
Rasya berjalan dengn langkah gontai. Dia takut membayangkan bagaimana keadaan adik tersayangnya. Dia akan merasa bersalah apabila kondisi adiknya bertambah parah. Tetapi satu hal ia yakin bahwa adiknya adalah orang yang kuat, Rasya yakin pada dirinya sendiri pasti adik kesayangannya itu mampu melewati ini. Dia terpaku di depan ruang perawatan. Dia takut untuk masuk. Namun, ia pun memberanikan diri. Perlahan-lahan ia membuka pintu itu dan masuk didalamnya.
Betapa terkejutnya ia, melihat adiknya terbaring lemah tak berdaya. Kondisinya semakin pucat tetapi seulas senyum, memancar di wajahnya.Rasya menatap perih keadaan adiknya di luar ruang perawatan. Air mata tak dapat terbendung lagi. Perasaan bersalah menggelayuti hatinya. Ingin rasanya ia memaki – maki dirinya sendiri, namun tidak bisa. Ia pun terjatuh lemas. Ia meratapi adiknya dari kaca yng dihadapkan dari luar ruang perawatan. Kata maaf pun kembali terucap dari mulut kakak kepada adik tersayangnya.
INSERT
            Rasya keluar dari ruang perawataan, ia tidak sanggup melihat adiknya seperti itu karena ucpannya. Sungguh – sungguh ia tidak memperdulikan perasan adiknya saat itu. Ia menangis di taman dekat adiknya dirawat. Dia menangis sesengukan, dia terus menyesali sikapnya sebagi seorang kakak, ia tidak mampu menjaga dan melindungi adiknya. Dia hanya mampu untuk mengucapkn semangat adikku sayang. Maafkan kakakmu ini.
FADE IN
CUT TO
11.   INT. RUANG PERAWATAN
Pemain : Rsya, Raka
Rasya pun beranjak dan kembali masuk ke ruang perawatan, ia pun memberanikan diri masuk, dan berjalan dengn langkah gontai ke tempat tidur adiknya. Ia menatap adiknya hampa. Pertahanan ia pun runtuh, dan ia pun mulai menangis. Ia mengelus-elus rambut adiknya, memegang tangannya dan terus menyesali akan kebodohannya. Berharap adiknya akan menyadari bahwa kakaknya telah datang dan berada disebelahnya, namun semuanya sia-sia. Mata Raka terus terpejam, dan itu membuat perasaan Rasya semakin bersalah. Ia hanya berharap, dapat memint maaf langsung kepada adik tersayangnya. Rasya terus saja menangis, Ia tidak tega melihat adiknya seperti ini,  sampai-sampai Rasya tertidur di ranjang Raka sambil tetap memegang tangan adik kesayangannya itu.
INSERT
            Rasya terbangun dari tidurnya. Ia mendongak untuk melihat apakah adiknya sudah sadar atau belum, namun lagi-lagi ia harus kecewa karena adiknya belum juga membuka matanya. Yang terdengar hanyalah suara jam dinding seperti menunjukkan detak jantung adiknya itu. Ia meng eleus-elus rambut adiknya, mencium keningnya. Rasya lagi-lagi menatap perih keadaan adik kesayangannya ini. Dia berharap dapat diberi kesemptaan untuk meminta maaf secara langsung sebelum adiknya pergi untuk selama-lamanya.
FADE IN
CUT TO
12.  INT. KAMAR RUANG PERAWATAN.
Pemain : Rasya, Raka
            Saat Rasya akan bersiap-siap untuk pulang kerumah, Raka pun menginggau. Rasya pun senang, dan langsung menghampiri ranjang raka.
Raka pun membuka mata, dan melihat kakaknya tersenyum mlihatnya. Raka pun tak mau menunjukan kesedihannya, Ia pun tersenyum. Sang kakak terus mempersalahkan dirinya, raka juga meminta maaf, dan mereka pun berpelukan.         
Sesaat setelah itu, Rasya pamit kepada Raka untuk pulang sebentar mengambil baju bersih untuknya dan untuk adiknya. Dan setelah itu Rasya pergi meninggalkan Raka dan berlalu kelur dari rumah sakit.

FADE OUT
ACT LIMA
FADE IN
CUT TO
13.  INT . RUMAH
Pemain : Rasya
Rasya sedang mengemasi pakaian bersih. Ditengah-tengah ia melipat baju, Rasya haus dan beranjak ke dapur. Saat ia memegang gelas, gelas pun terjatuh dan melukai beberapa jari tangannya. Ia mulai dilanda perasaan khawatir. Tanpa pikir panjang ia pun bergegas menuju ke rumah sakit.
FADE OUT
ACT ENAM
FADE IN
CUT TO
14.  INT. RUANG PERAWATAN
Pemain : Rasya, Suster
Rasya kaget melihat ranjang adiknya kosong. Ia pun segera menanyakan nya kepada suster. Betapa terkejutnya ia, dengan apa yang dikatakan oleh suster, bahwa adiknya saat ini tengah meregang nyawa di ruang ICU.
INSERT
            Rasya tak dapat menahan perasaan yang berkecamuk dihatinya. Ia melangkah gontai sambil terus menangis. Ia berjalan menyusuri lorong-lorong rumah sakit dengan perasaan khawatir. Akankah kemungkinan terburuk harus dihadapinya. Ia pun terus menangis, memanggil nama adik kesayangannya.
15.  INT. RUANG ICU
Pemain : Rasya, Raka, Dokter
Rasya melihat dokter mendekati adiknya. Ia semakin takut akan kemungkinan – kemungkinan buruk yang akan didengarnya. Ia hanya menatap adiknya dari jauh. Rasya mulai mempersiapkan diri apabila kemungkinan yang terburuk akan menimpa adiknya. Ia tak mau terlihat lemah di depan adiknya. Ia akan berusaha tetap tersenyum, walaupun ia sulit untuk melakukannya. Hatinya hancur, tapi ia tetap memberikan semangat di akhir hidup adiknya. Ia berucap lemah “semangat”kepada adiknya yang sudah tidak lagi diperiksa oleh dokter.
INSERT
            Satu, dua hari, Rasya terus menunggu adiknya yang belum sadarkan diri. Dia berada di sebelah ranjng adiknya. Dia berbicara sendiri. Rasya mengingat kenangan-kenangan bersama dengan Raka. Ia pun tersenyum sendiri dan terkadang menangis sendiri. Rasya terus memandang adiknya berharap adiknya akan membuka mata dan tersenyum ke arahnya, seperti biasanya. Ia berharap ini hanyalah mimpi, namun ia salah, ini adalah kenyataan.
            Raka ditengah tidurnya, mendengar kakaknya menangis untuknya, namun apa daya ia belum bisa untuk melihat kakaknya sekarang. Raka pun menangis di tengah tidurnya. Raka pun memberi sinyal kepada kakaknya, meskipun ia tertidur namun telinga dan perasaannya tidak akan pernah tertidur. Raka berucap dalam hati “jangan menangis kak”
16.  INT.RUANG ICU
Pemain : Rasya, Raka
Rasya terbangun. Ia mengalami mimpi buruk. Ia takut kalau mimpi itu menjadi nyata, ia mengenggam jemari Raka dengan kuat, seolah tidak ingin melepaskannya. Tiba-tiba saja Raka membuka mata, Ia menatap kearah kakaknya. Tidak ada percakapan yang keluar diantara keduanya. Masing-masing hanya menangis terharu. Beberapa saat Raka, berbicara. Berbicara yng aneh menurut Rasya, namun Rasya tetap mendengarkan. Ia sudah mendapat firasat buruk bahwa ini hari terakhirnya melihat adik kesayangannya itu.
Raka berucap lirih. Dia mengatakan bahwa dia menyayangi kakaknya. Raka meminta maaf kepada kakaknya karena dialah, kakaknya dihina oleh temannya pada saat itu. Raka mengucapkan terimakasih karena telah mau menjadi kakak yang sudah menemaninya hingga saat ini. Terima kasih karena sudah menjaga dan merawatnya. Terima kasih atas semua perhatian kakak.
Mendengar itu Rasya menangis sejadi-jadinya. Raka pun menoleh ke arah Rasya dengan senyumannya, yang membuat Rasya tidak bisa menahan perasaan bersalahnya. Raka memegang tangan kakaknya, dan menyuruhnya berjanji untuk menjadi kkak yang tidak cengeng. Rasya hanya dapat mengangguk-anggukan kepalanya, ia tidak dapat berbicara sepatah kata pun. Rasya merasa bersyukur sudah mempunyai adik seperti Raka.
Tiba-tiba tangan Raka terlepas, Rasya kaget melihatnya. Ia panik. Mata Raka mulai terpejam, Rasya takut kalau adiknya tak dapat membuka matanya lagi.
INSERT
            Rasya pun berlari secepat kilat menuju ruang dokter. Ia meminta dokter untuk memeriksa keadaan adiknya.
17.  INT. RUANG ICU
Pemain : Dokter, Rasya dan Raka
Dokter menunjukan mimik yang berbeda, membuat perasaan Rasya semakin kalut. Ia pun segera menghampiri dokter, dan benar saja, Raka telah meninggalkannya untuk selama-lamanya. Ia pun menghampiri adiknya untuk yang terakhir kali. Airmata nya sudah tak dapat terbendung lagi. Ia mengelus-elus rmbut adiknya,mencium keningnya. Ia berucap pada adiknya, bahwa ia akan menuruti permintaan adiknya untuk tidak menjadi kakak  yang cengeng. Ia berjanji, hari ini adalah hari terakhir menangis untuknya. Terima kasih adikku, kau telah memberikan aku semangat baru untuk mlewati ini semua. Terima kasih.
Rasya pun dengan hangat mencium pipi Raka yang telah membeku. Airmatanya pun jatuh di pipi Raka. Rasya mengusapnya dengan penuh kasih sayang. Dia menangis untuk yang terakhir kalinya di depan jenasah adik tersayangnya, Raka.

Tidak ada komentar:

TransLator

Kamus Indonesia-Korea

Korean Keyboard