cari

Sabtu, 12 November 2011

Proses Sosial



Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu  hingga menunjukan pola – pola pengulangan hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat. Proses sosial dapat dibedakan kedalam 2 jenis, yaitu Proses Sosial yang Asosiatif dan Proses Sosial yang Disosiatif.
A.    Proses Sosial yang Asosiatif
ada 4 bentuk khusus proses sosial yang asosiatif, yakni :
1.      Kooperasi
Kooperasi berasal dari 2 kata latin. Co yang bearti bersama – sama dan Operasi yang bearti bekerja. Kooperasi merupakan perwujudan minat dan perhatian orang untuk bekerja bersama – sama dalam suatu kesepahaman, sekalipun motifnya sering dan bisa tertuju pada kepentingan siri sendiri.
Setidak – tidaknya ada 4 macam bentuk usaha kooperasi, antara lain :
a.       Tawar menawar ( bargaining ), yang merupakan bagian dari proses pencapaian kesepakatan untuk pertukaran barang maupun jasa.
b.      Kooptasi ( cooptation  ), yaitu usaha kea rah kerjasama yang dilakukan dengan jalan menyepakati pimpinan yang akan ditunjuk untuk mengendalikan jalannya organisasi atau kelompok.
c.       Koalisi ( coalition ), yaitu usaha dua organisasi atau lebih yang sekalipun mempunyai struktur yang berbeda – beda hendak mengejar tujuan yang sama dengan cara yang kooperatif.


d.      Patungan ( Joint – Venture ), yaitu usaha bersama untuk mengusahakan suatu kegiatan, demi keuntungan bersama yang akan dibagi nanti, secara proporsional dengan cara saling mengisi kekurangan masing – masing partner.
2.      Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses kearah tercapainya persepakatan sementara yang dapat diterima oleh ke dua belah pihak yang tengah bersengketa.akomodasi terjadi pada orang – orang atau kelompok yang mau tidak mau harus bekerja sama, sekalipun dalam kenyataan mereka masing – masing selalu memiliki paham yang berbeda dan bertentangan. Tanpa akomodasi dan kesediaan berakomodasi, dua pihak yang berselisih paham tak akan mungkin bekerja sama untuk selama – lamanya. Akomodasi sebagai proses social dapat berlangsung dalam beberapa bentuk, yaitu :
a.       Pemaksaan ( coercion ), yaitu proses akomodasi yang berlangsung melalui cara pemaksaan sepihak dan yang dilakukan dengan mengancam saksi. Contoh perbudakan.
b.      Kompromi, yaitu proses akomodasi yang berlangsung dalam bentuk usaha pendekatan oleh ke-dua belah pihak yang masing – masing bersedia mengurangi tuntutan sehingga dapat diperoleh kata sepakat mengenai titik tengah penyelesaian.
c.       Penggunaan jasa perantara ( mediation ) ialah suatu usaha kompromi yang tak dilakukan sendiri secara langsungg, melainkan dilakukan dengan bantuan pihak ke tiga.
d.      Penggunaan Jasa Penengah ( abitate ), ialah usaha penyelesaian yang dilakukan dengan bantuan pihak ke tiga. Bedanya, si perantara hanya sekedar mempertemukan kehendak kompromitis ke dua belah pihak. Penengah ini

e.       menyelesaikan sengketa dengan membuat keputusan – keputusan penyelesaian atas dasar ketentuan – ketentuan yang ada.
f.       Peradilan ( Adjudication ), yaitu suatu usaha penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh pihak ke tiga yang memang mempunyai wewenang sebagai penyelesai sengketa.
g.      Pertenggangan ( tolerantion ), adalah bentuk akomodasi yang berlangsung tanpa manisfestasi persetujuan formal. Pertenganggan dapat terjadi karena individu bersedia menerima perbedaan – perbedaan yang ada sebagai suatu kenyataan, serta menghindari diri dari perselisihan – perselisihan yang mungkin akan timbul.
h.      Stalemate, adalah suatu situasi kemacetan yang mantap yang berada pada posisi “maju tidak bisa, mundur tidak bisa”. Pihak – pihak yang bertentangan sama – sama memiliki kekuatan yang seimbang.
3.      Asimilasi
Asimilasi merupakan proses yang lebih berlanjut apabila dibandingkan dengan proses akomodasi. Pada proses asimilasi terjadi proses peleburan kebudayaan, sehingga pihak pihak yang tengah berasimilasi akan merasakan adanya kebudayaan tunggal yang tengah dirasakan milik bersama. Proses asimilasi akan timbul apabila :
a.       Adanya perbedaan kebudayaan antara kelompok manusia yang hidup pada waktu dan tempat yang sama.
b.      Para warga dari masing – masing kelompok yang berbeda – beda selalu bergaul secara intensif dalam jangka waktu yang lama.
Factor – factor yang diketahui dapat mempermudah terjadinya asimilasi, antara lain :

a.       Sikap dan ketersediaan yang toleran, maka proses asimilasi akan mudah dilangsungkan tanpa banyak hambatan yang bearti.
b.      Sikap menghadapi orang asing berikut kebudayaannya
c.       Kesempatan dibidang ekonomi yang seimbang
d.      Sikap terbuka golongan penguasa. Sikap terbuka ini akan meniadakan kemungkinan diskriminasi oleh kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas.
e.       Kesamaan dalam berbagai unsure kebudayaan
f.       Perkawinan campuran
g.      Musuh bersama dari luar.
Proses asimilasi tidak akan terjadi apabila antar kelompok tidak tumbuh sikap toleransi dan saling berempati. Selain factor – factor yang mempercepat asimilasi, ada pula factor lain yang justru menghambat terjadinya asimilasi. Factor tersebut, aantara lain adalah :
a.        Terisolasinya kebudayaan sesuai golongan tertentu didalam masyarakat
b.      Kurangnya pengetahuan suatu golongan tertentu mengenai kebudayaan yang dipunyai oleh golongan lain di dalam masyarakat.
c.       Perasaan takut kepada kekhawatiran kebudayaan kelompok lain.
d.      Perasaan superior yang ada di hati para warga golongan pendukung kebudayaan tertentu, sehingga timbul sifat meremehkan.
e.       Perbedaan cirri badaniah antar kelompok.
f.       Perasaan in – group yang kuat
g.      Gangguan – gangguan diskriminasi yang dilakukan oleh golongan yang berkuasa terhadap golongan minoritas.


h.      Perbedaan kepentingan dan pertentangan – pertentangan pribadi antara para warga kelompok.
4.      Amalgamasi
Amalgasi merupakan proses social yang melebur dua kelompok budaya menjadi satu, yang pada akhirnya melahirkan sesuatu yang baru.
B.     Proses – Proses  Sosial yang Disosiatif
Macam – macam proses – proses social yang disosiatif adalah sebagai berikut :
1.      Kompetisi
Kompetisi merupakan bentuk interaksi social disosiatif yang sederhana. Kompetisi adalah proses social yang mengandung perjuangan untuk memperebutkan tujuan tertentu yang sifatnya terbatas. Kompetisi dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu
a.       Kompetisi personal
Kompetisi yang bersifat pribadi antara dua orang
b.      Kompetisi Interpersonal
Kompetisi tak pribadi yang berlangsung antara dua kelompok. Missal persaingan antara dua perusahaan yang menyangkut kedudukan mereka selaku pejabat atau pemegang peranan dalam perusahaan itu.
2.      Konflik
Konflik adalah suatu proses social yang berlangsung dengan melibatkan orang – orang atau kelompok – kelompok yang saling menantang dengan ancaman kekerasan. Dalam bentuknya, konflik itu dilangsungkan tidak hanya sekedar untuk mrmpertahankan hidup, akan tetapi juga bertujuan sampai ke taraf pembinasaan eksistensi orang atau kelompok lain yang dipandang sebagai lawan atau saingannya.
3.      Kontravensi

Kontravensi berasal dari kata latin, contra dan venire, yang berarti menghalaangi atau menantang. Yang diutamakan dalam kontravensi adalah menanggalkan tercapainya tujuan pihak lain, yang didasari oleh rasa tidak senang karena keberhasilan pihaak lain yang dirasa merugikan. Cirri – cirri dari kontravensi adalah :
a.       Kasar dan halus. Cara kasar ditandai dengan ketidakseponan, yang berupa gangguan, ejekan, intimidasi, dll. Cara halus, yakni menggunakan bahasa dan perilaku yang sopan, namun mengandung makna yang tajam.
b.      Terbuka dan tersembunyi. Terbuka apabila langsung dari pihak mana dan siapa yang melakukan pertentangan itu. Cara tersembunyi sulit untuk diketahui.
c.       Resmi dan tidak resmi. Resmi adalah penentangan yang diterima dengan ketentuan hukum atau dengan ketentuan yang dilambangkan oleh kekuasaan Negara. Tidak resmi adalah pertentangan yang tidak dikukuhkan. Peraturan hukum dan tidak dilambangkan.
Akibat – akibat yang ditimbulkan dari adanya kontravensi adalah :
a.       Bagi pihak yang menjadi sasaran, tujuan yang hendak dicapai terpaksa digagalkan sampai hambatan mereda.
b.      Bagi pihak ke tiga, secara tidak langsung terlibat dalam ketegangan, harus mengawasi agar kontravensi tidak berkembang menjadi sebuah konflik.




Tidak ada komentar:

TransLator

Kamus Indonesia-Korea

Korean Keyboard