cari

Sabtu, 12 November 2011

Polisi di mata masyarakat



Polisi, siapa yang tidak kenal dengan Polisi? Dari anak-anak, remaja, bapak – bapak, ibu- ibu semua mengenal sosok ini. Polisi sangat dekat dengan masyarakat, karena tugas polisi pada umumnya adalah melindungi maupun mengayomi masyarakat. Kita dapat menemukan polisi di berbagai tempat, terutama pada pagi hari. Salah satu tempat yang sering disinggahi polisi dalam melaksanakan tugas sehari-harinya adalah jalan raya, dimana polisi tersebut bertugas mengatur dan menertibkan para pengguna jalan, yang terkadang susah diatur dan seenaknya.
Polisi adalah suatu pranata umum sipil yang mengatur tata tertib (orde) dan hukum. Namun kadangkala pranata ini bersifat militaristis, seperti di Indonesia sebelum Polri dilepas dari ABRI. Polisi dalam lingkungan pengadilan bertugas sebagai penyidik. Dalam tugasnya dia mencari keterangan – keterangan dari berbagai sumber dan keterangan saksi. Oleh karena itu, di Indonesia dikenal pula polisi sebagai pamong praja.
Polisi terkenal dengan penampilannya yang galak, yang membuat polisi ditakuti oleh sebagian masyarakat kita. Tetapi, semenjak kehebohan di situs Youtube, dimana anggota polisi bernama Briptu Norman Kamaru, melakukan aksi gila yang sangat mengagetkan citra dari kepolisian, yang sebelumnya terkenal kaku. Mungkin sebagian orang telah banyak yang mengetahui berita ini, tetapi saya hanya ingin flash back sebentar, bahwa yang dilakukan Briptu Norman Kamaru ini dianggap sebagai sebuah penyegaran. Satu yang perlu diketahui, bahwa dibalik sikapnya sebagai seorang polisi, khususnya di lingkunagn kepolisian, Briptu Norman hanyalah manusia biasa yang juga mempunyai hobi, seperti kebanyakan orang. Dalam tingkahnya, Briptu menari dan bernyanyi lipsinc sebuah lagu India berjudul Chaiya Chaiya. Ketika hal itu, tersebar di berbagai media massa kita, masyarakat – masyarakat mulai merubah pandangannya terhadap polisi. Mereka tidak lagi berfikir bahwa sosok polisi adalah sosok yang menakutkan, diantaranya kaku, dan galak, termasuk pandangan saya selama ini.
Keberanian polisi muda ini, sangat diacungi jempol, betapa tidak kurang dari beberapa minggu, dia menjadi artis dadakan yang sangat fenomenal. Semua orang dari berbagai lapisan masyarakat mengelu-elukan namanya, hal ini tentu berbeda dengan image polisi sebelumnya, sebelum adanya kehebohan yang dilakukan oleh Briptu Norman Kamaru, polisi asal Gorontalo.
Kita sebagai masyarakat awam, seharusnya berterimakasih kepada Briptu Norman. Mengapa? Karena dialah, secara  tidak langsung  mengubah pandangan negatif terhadap polisi ini. Kita kerap mengumpat dalam hati kepada polisi apabila polisi menilang kita, menangkap, atau pun menyaksikan tindakan yang dilakukan polisi di televisi, maupun di media lainnya.
Saya beranggapan bahwa sosok polisi selama ini dingin, kurang bersahabat dengan masyarakat, dan galak. Dan ini adalah contoh nyata. Saya mengalami sikap kurang yang menyenangkan dari seorang polisi wanita atau Polwan. Dan saya merasa slogan yang dimiliki oleh polisi kurang tepat. Slogan mereka “pengayom masyarakat”. Menurut saya, Bagaimana bisa masyarakat dilindungi juga sikap yang ditunjukan  polisis kurang ramah seperti itu? Yang ada masyarakat menjadi takut.
Mungkin, ini adalah pendapat saya yang belum tentu benar dengan yang orang lain rasakan. Tetapi dibalik citra negatif yang ada di diri polisi, polisi juga mempunyai sisi yang positif. Tugas yang di emban polisi sangat berat. Selain mengayomi masyarakat, polisi juga melindungi Negara. Polisi juga manusia yang mempunyai sisi negatif dan positif. Untuk itu, apapun pendapat masyrakat tentang dirimu, teruslah bertugas dan mengabdi pada negaramu. Maju terus polisi Indonesia.    

Tidak ada komentar:

TransLator

Kamus Indonesia-Korea

Korean Keyboard