cari

Sabtu, 12 November 2011

EFEKTIFITAS KOMUNIKASI KELOMPOK POSYANDU TERHADAP TINGKAT KESEHATAN ANAK BALITA



Ketika kita kekurangan suatu informasi, maka yang kita lakukan biasanya adalah mencari tau supaya rasa kekurangan itu dapat terpuaskan. Dalam mencari suatu informasi, dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah bergabung dalam suatu komunitas atau kelompok, tidak terkecuali bagi ibu – ibu yang mempunyai balita.
Menjadi seorang ibu baru, tentunya merupakan pengalaman baru dimana dia harus dituntut untuk mrngrtahui bagaimana menjadi seorang ibu yang benar dalam mengurus maupun merawat anak. Dalam tahap ini, sang ibu akan terus memperkaya informasi dan pengetahuannya, termasuk bergabung dalam kelompok Posyandu, karena bias jadi masuk atau bergabung ke komunitas Posyandu merupakan alat untuk memuaskan kebutuhan personalnya. Tentunya ketika baru bergabung, kita harus beradaptasi dengan lingkungan atau komunitas baru kita. Komunikasi yang dilakukan pun terkesan formal, hanya membicarakan bagian tertentu saja dan tidak menyangkut hal – hal yang sifatnya pribadi.
Setelah mengikuti dan bergabung maka secara tidak langsung atau bertahap terdapat adanya suatu prubahan ( perilaku ) menuju kepercayaan yang dominan terhadap kelompok Posyandu bahwa informasi yang mereka berikan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak terutama ksesehatan si anak. Jika sudah adanya kepercayaan dari anggota kelompok, maka akan menunjukan keefektifitan akan peningkatan pemahaman informasi dalam kelompok ini.
Seseorang memasuki kelompok tertentu dilatarbelakangi oleh 3 kebutuhan interpersonal yang ada di dalam dirinya, tidak terkecuali seorang ibu yang mempunyai anak balita, diantaranya adalah inclusion, control dan afeksi. Kebutuhan inclusi, yaitu kebutuhan ingin masuk dalam suatu kelompok, yang biasanya diliputi rasa cemas ketika pertama kali memasuki kelompok seperti bagaimana kita melibatkan diri dengan kelompok baru dan berhubungan dnegan anggota kelompok yang lain. Yang ke dua adalah control. Control merupakan pembagian kerja yang harus dilakukan agar tidak adanya pihak – pihak yang dominan dalam mengatur anggota kelompok.
Di dalam suatu kelompok, biasanya terjadi pertukaran informasi antar setiap anggota. Setiap anggota berusaha menyampaikan dan menerima informasi yang diberikan. Informasi merupakan sebuah komunikasi. Komunikasi dapat berupa pertanyaan – pertanyaan, pendapat dan lain – lain. Disinilah peran seorang pemimpin untuk mengarahkan maupun mengatur anggota kelompoknya. Apabila pemimpin yang paling banyak melakukan kontribusi, menjaga kestabilan anggota dan memelihara solidaritas yang dinilai paling efektif.
Tidak hanya peran dari seseorang pimpinan atau ketua kelompok, anggota kelompok juga mempunyai peran penting dalam melancarkan tugas atau misi kelompok, yang tidak hanya menampilkan kepentingan individu saja. Anggota kelompok mempunyai peranan pemelihara kelompok. Peranannya yaitu mengkoordinasikan kegiatan yang hendak dilaksanakan untuk tercapainya tujuan kelompok.
Ketika memasuki kelompok baru, setiap anggota kelompok melewati 4 tahap. Tahap pertama adalah tahap orientasi. Dimana setiap anggota berusaha saling mengenal, saling menangkap perasaan yang lain, satu dengan yang lainnya. Tindak komunikasi pada tahap orientasi ini umumnya menunjukan persetujuan, mempersoalkan pernyataan dan berusaha memperjelas informasi. Tahap ke dua merupakan tahap konflik, dalam tahap ini biasanya terjadi peningkatan perbedaan diantara anggota dan cenderung menimbulkan kontroversi di antara anggota kelompok. Masing – masing anggota kelompok berusaha mempertahankan pendapat maupun posisinya. Pada tahap ke -3  adalah tahap pemunculan, dimana anggota kelompok mengurangi tingkat perbedaan pendapat yang ada. Dan tahap terakhir adalah tahap peneguhan. Dalam tahap ini para anggota kelompok mulai memberikan solusi tentang bagaimana kerjasama yang baik dalam kelompok.

Kelompok banyak sekali jenis dan macamnya, tergantung pada kebutuhan personal kita, tak terkecuali dengan ibu – ibu yang mempunyai balita. Kurangnya informasi inilah faktor utama sebagian besar ibu – ibu masuk sebagai komunitas dari suatu kelompok Posyandu. Tentunya sebelum masuk atau mendaftar sebagai anggota kelompok, ia akan menimbang, melihat, mencari tau apa yang etrbaik untuk buah hatinya. Dari proses inilah, si ibu memutuskan untuk masuk menjadi anngota kelompok di suatu komunitas Posyandu.

Tidak ada komentar:

TransLator

Kamus Indonesia-Korea

Korean Keyboard