cari

Jumat, 16 Mei 2008

SinEtRon BaIk aTau buRuKkaH????

Maraknya perkembangan sinetron di dunia pertelevisian Indonesia tidak disertai dengan adanya peningkatan kualitas mutu. Memang, sekarang ini lagi trend jenis model sinetron Stripping ( jenis sinetron yang jadwal tayangnya setiap hari) yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia dan ditambah jam tayang yang semakin luas pula, yaitu dari pukul 18.00 sampai 23.00 malam. tentu hal ini sangat berbeda sebelum munculnya jenis sinetron Stripping. Sinetron dulu hanya dibatasi dari jam 19.00 sampai jam 21.00 malam.
Beberapa penelitian menyebutkan, mutu atau kualitas pertelevisian sinetron Indonesia hanya berkisar 0,07 %. Hal ini kontras dengan Negara Malaysia yang mutu atau kualitasnya jauh lebih tinggi daripada Indonesia. Bagaimana tidak, Negara Malaysia setiap pagi hari selalu menyajikan berbagai ragam kebudayaan Malaysia seperti tari – tari tradisional, lagu – lagu nasionalisme dan lain sebagainya. Hal ini berbeda dengan Negara kita. Terkadang sekitar jam 06.30 pagi sampai jam 09.00 pagi sudah ada yang menayangkan sinetron, padahal jam – jam seperti itu adalah jam – jam orang bekerja, anak – anak sekolah dan lain – lain.
Beragamnya acara sinetron yang sering wira – wiri di layer kaca, tidak diimbangi pula dengan sisi positif yang dapat kita ambil atau kita petik dari cerita yang disuguhkan sinetron. Sinetron sekarang kurang mengekspos apa arti dari sebuah perjuangan, kerja keras, nilai – nilai moral seperti norma kesopanan, etika untuk mencapai suatu kesuksesan atau keberhasilan.
Sinetron sekarang lebih cenderung berisi tentang cerita percintaan anak dengan om – om, percintaan antara si kaya dan si miskin, ada juga cerita tentang perebutan harta yang sebenarnya adalah cerita lama yang terus diperbarui seiring perkembangan jaman. Sinetron sekarang lebih memperhatikan Rating ( sampai sejauh mana sinetron yang mereka buat sanggup bertengger ? ) tanpa memerdulikan apa hikmah yang dapat penonton ambil dari cerita yang mereka suguhkan.
Pada dasarnya tidak semua jenis sinetron bermutu jelek, seperti contoh sinetron Bajaj Bajuri yang mengisahkan seorang tukang Bajaj yang harus menghidupi istri dan mertuanya di tengah kesulitan ekonomi. Sinetron Intan yang menceritakan perjuangan seorang wanita Single Parents yang harus bertahan hidup ketika dia harus ditinggal mati oleh suaminya. Sinetron Cinta Fitri yang syarat dengan pesan – pesan moral, etika, pendidikan dan banyak sinetron yang lainnya.
Sebenarnya kualitas atau mutu pertelivisian khususnya sinetron bias dapat lebih ditingkatkan, apabila si pembuat sinetron lebih mengedepankan unsur – unsure pendidikan. Zaman boleh saja maju, tapi apa nilai – nilai yang diwariskan oleh nenek moyang secara turun temurun harus tergusur seiring perkembangan jaman yang maju pula???

Tidak ada komentar:

TransLator

Kamus Indonesia-Korea

Korean Keyboard